Friday, April 15, 2016

Kisah KPR Part.3 - End

Setelah memantapkan hati memilih KPR dari bank Mandiri, segeralah kami di jadwalkan untuk akad kredit di tanggal 29 maret 2016 kemarin. hehehe iya yak late post ini. maaf deh..syibuuuk nyonyaah..

Akad kredit kemarin dilaksanakan di Bank Mandiri cabang Citra Gran Cibubur. Gue info nih, apa aja dokumen yang harus disiapkan untuk proses akad :
1. KTP suami dan Istri asli dan copy 3x
2. NPWP suami istri asli dan copy 3x
3. Buku nikah asli dan copy 3x
4. Kartu keluarga asli dan copy 3x
5. Buku tabungan mandiri (kalo belom punya buka dulu)
6. Materai 6000 sebanyak 25 lembar
7. Slip gaji asli suami istri

Materainya banyak banget ya boook...banget. Sampe nyari-nyari yang murah itu keliling-keliling, beda 500 perak aja gue ogah beli hahaha ampun medit gilak. Malemnya sebelum akad kredit, kita berdua sempetin browsing-browsing, biar tau gimana-gimananya yang namanya akad kredit, hal apa aja yang harus diperhatikan biar gak gagap hahaha
Oiya, kali ini gue gak mempersiapkan biaya apapun karena biaya KPR, notaris, administrasi dll ditanggung langsung oleh pihak developer. Baca-baca dari pengalaman blogger-blogger sih biayanya bisa sampai 10jutaan. Kemarin juga di surat persetujuan kredit gue ada sekitar 12jutaan itu biayanya. Alhamdulillah ya bebas biaya 12 juta...berharga banget itu 12 juta buat kitaaa

Oke, paginya kita berdua cuti, karena akadnya tuh jam 10 pagi. Sampai disana baru kita doang yang hadir, notaris dan developer belum ada. Gak lama mereka dateng juga barengan sama satu mba-mba yang kebetulan akad kredit juga. akad yang gue lalui ini tidak memakan waktu banyak sih. Mulai jam 10an lewat dikit, jam 12 kurang udah selesai. 

Pertama gue berhadapan dengan ibu notaris dulu, beliau menjelaskan tentang sertifikat rumah kami dan apa-apa aja yang tercantum di sertifikat. Dan ternyata, sertifikat rumah gue masih HGB alias hak guna bangunan. Info dari Ibu notaris, kalau mau ditingkatkan menjadi SHM alias sertifikat hak milik, bisa langsung ditingkatkan sekarang juga dengan membayar biaya sebesar 2 juta rupiah. Sebenernya gue pengennya punya rumah yang sertifikatnya udah SHM, tapi apa daya lah, uangnya yang buat bayar gak ada, hahahaha. Lagian gue pikir, toh itu sertifikat masih di tangan bank sampe 15 tahun kedepan kan...ya biarkan saja lah dulu...nanti kalo udah lunas baru gue jadiin SHM.

Setelah selesai dengan Ibu notaris, proses ini dilanjutkan oleh pihak developer. Pada saat itu, gue langsung di kasih kunci rumahnya. Banyak yang dijelaskan developer, kita berdua juga langsung nanya aja kalo ada yang belum jelas, biar langsung clear. Berhubung rumah gue itu udah jadi, otomatis kan ada kekurangan-kekurangan seperti retak rambut, cat nya pudar dll, itu gue minta diperbaiki dulu sama pihak developer. Ternyata memang prosedur di Metland seperti itu, mereka masih me-maintenance rumah kita selama 3 bulan. Ibarat garansi lah...selama 3 bulan itu kita masih bebas komplain tentang bangunan, asalkan, bangunannya jangan diapa-apain dulu sampe 3 bulan kedepan.

Lanjut yang terakhir dengan pihak bank. Banyak banget dokumen yang dijelasin, perjanjian-perjanjian tertulisnya, gue tanya aja lah langsung apa yang gak ngerti. Terutama tentang pelunasan nih, di mandiri boleh di lunasin kapan aja meskipun masih dalam masa bunga flat, dengan syarat kena change sebesar 2%. Kalau mau pelunasan sebagian juga boleh, boleh kapan aja dengan syarat minimal besarnya pelunasan adalah 10% dari sisa hutang ditambah charge 2%. Weewww....okeoke.

Dan setelah jelas semuanya...kami berdua sibuk tanda tangan berlembar-lembar sampe kriting tandatangan gue yang emang udah keriting itu.

Done...
Alhamdulillaaah...Alhamdulillaaah....Alhamdulillaah...

Monday, April 4, 2016

Kisah KPR Part.2

Hey hooo...hai hai hai...maaf yak kelamaan nih nulis part.2 nya, untuk yang belum baca part.1 bisa intip dulu disini.

Lanjut yaa...setelah menanti-nanti telepon, di Minggu selanjutnya langsung ada yang menghubungi kami. Yang paling cepat BCA. Proses analisa mereka benar-benar seminggu sudah ada hasil. Alhamdulillah KPR kami di ACC dari BCA, tepat seminggu setelah kami menyerahkan berkas-berkas KPR kami ke Developer.

BCA menyetujui persejetujuan kredit kami dengan plafon full, kami tidak perlu membayar uang muka lebih, dan juga tidak perlu menambah jangka waktu kredit, semuanya disetujui seperti yang kami ajukan. Di BCA, kami mendapat cicilan flat dengan bunga 9.5% selama 5 tahun. Duh oke banget gak tuh...gue iseng cari tau bunga floating BCA saat ini kalo gak salah sekitaran 12%atau 12.25% gitu deh, lupa. Pokoknya udah seneng banget deh dapet di BCA, soalnya dari hasil searching, bank ini yang bunga berjalannya paling rendah.

Beberapa hari kemudian, gue dapat email dari CIMB Niaga Syariah yang mengabarkan kalau KPR gue juga disetujui disana, dengan plafon full, dan jangka waktu sesuai dengan yang kita mau. Di Bank ini, kami juga mendapatkan cicilan flat dengan bunga 9.5% selama 5 tahun. Sama-sama menggiurkan kan penawarannya. Cuma, gue searching di gugel kok bunga floatingnya tinggi ya, sekitar 13,75% kalo gak salah. Sebenernya ini syariah lho ya, tapi kok ya gak flat sampe selesai, cuma 5 tahun, jadinya sama aja gitu sama bank konvensional.

Ada poin yang mengganggu pikiran gue, yaitu ASURANSI. Asuransi ini buat kami berdua sangat penting karena kami joint income mengajukan KPR ini. Jadi sepemahaman gue setelah browsing, asuransi KPR itu ada 2 jenis, yang pertama adalah First to Die dan yang kedua adalah Last Survivor. Nah kalau asuransinya adalah jenis First to die, maka apabila salah satu dari kami terkena musibah (amit-amit) meninggal, maka hutang rumah kami dianggap lunas karena di cover asuransi. Tapi jika asuransinya adalah jenis Last survivor, klaim akan keluar apabila kedua debitur meninggal dunia.

Untuk BCA, asuransi yang ditawarkan hanya mengcover debitur saja. Ini memang pengajuan joint income, tapi nama yang digunakan hanya nama gue. Jadi asuransi yang di cover hanya untuk gue saja. Jadi klaim akan keluar kalau gue yang meninggal. Waduh...agak deg-degan ya kalo asuransi yang ini. Dan si Dundut sendiri gak mau meninggalkan hutang ke anak istrinya nanti.

Sedangkan untuk Niaga Syariah, mereka sebenernya menganut first to die, tapi gue telepon ke bagian KPRnya selalu aja gak diangkat. Gue tanya marketingnya, "Ini di cover full tidak?" jawabnya "Untuk asuransi, di cover berapa persennya nanti akan lebih jelas saat akad kredit Bu." Bingung gak lo?? secara kalo pas akad kredit kan udah final, moso mau akad tapi gue masih gak tau isi yang akan gue akad-in.

Waktu gue gak banyak sebenernya untuk memutuskan pakai KPR dari bank mana, karena seperti yang udah gue jelasin sebelumnya kalau gue ikut program free administrasi, biaya notaris dan biaya KPR dari Metland, dengan syarat harus akad kredit di bulan Maret 2016. Setelah menimbang nimbang, pilihan kami jatuh ke BCA, dengan resiko asuransi hanya di cover satu orang.

Pihak Metland masih memberi kita kesempatan untuk berpikir waktu itu. Dua hari menjelang akhir keputusan mau ambil KPR bank mana, ada kabar bagus lagi dari Mandiri yang mengabarkan kalau KPR kami juga disetujui disana dengan jumlah plafon kredit full, mendapat cicilan flat sebesar 9.75% selama 5 tahun, dan yang paling penting, asuransinya menganut system first to die.

Setelah ngobrol dengan bagian KPR bank Mandiri, akhirnya kami pun sepakat untuk bekerja sama dengan bank Mandiri. Yes i know, bunga floating nya Mandiri lebih tinggi di banding BCA kalau tidak salah sekitar 13.25%, tapi ya itu...gue mengutamakan asuransi. Menurut kami berdua itu penting karena ini adalah hutang jangka panjang...panjang banget hahaha.

Bismillaaah...ngutang di Mandiri...hehehe